PALU – Terkait Fenomena Demokrasi & Golput, PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Universitas Tadulako (UNTAD) Gelar dialog interaktif bertema Golpot dan Fenomena Demokrasi Milenial yang di gelar di Kota Palu. sekaligus dirangkaikan dengan pembukaan masa penerimaan anggota baru (MAPABA) akbar PMII Komisariat Untad.
Adapun Kegiatan itu turut dihadiri oleh komisioner KPU Sulteng Sahran Raden, S.Ag,.SH., MH, Polda Sulteng diwakili oleh Taufik Lamakarate serta Ketua Bawaslu Sulteng Ruslan Husain, SH,. MH juga OKP dan Organda dikota Palu. Tak hanya itu, kegiatan itu juga diikuti oleh puluhan Calon peserta MAPABA dari berbagai fakultas di Untad.
Kegiatan dialog interaktif yang di rangkaikan dengan Mapaba akbar komisariat untad resmi di buka oleh Ahmad Afandi selaku ketua cabang PMII kota palu.
” baru kali ini kegiatan Mapaba PMII di kota palu dibuka dengan dialog interekatif seperti ini, hal ini tentu sangat baik untuk bagaimna bisa terus mendorong pengembangan yang ada di PMII itu sendiri, apalagi dengan mengangkat tema isu demokrasi yang hari ini hangat diperbincangkan ditataran nasional. Semoga saja dialog malam ini akan memberikan pencerahan baru bagi kita semua yang hadir di tempat ini,” terang Ketua Cabang PMII Kota Palu, Ahmad Afandi.
Lanjut Ketua PMII Kota Palu, juga mengajak kepada seluruh kader – kader PMII dan para generasi milenial diseluruh Indonesia agar bisa mensukseskan pesta demokrasi pada 17 April 2019 mendatang.
” Saya mengajak kepada seluruh kader – kader PMII dan seluruh generasi milenial di indonesia, agar bisa sama – sama mensukseskan pesta demokrasi tahun ini, jangan ada yang golput, kita harus terus mengkampanyekan dan mendorong demokrasi yang aman, damai dan adil,” ujarnya
Lanjut Afandi ” Hak suara kita nanti akan menentukan masa depan indonesia 5 tahun kedepannya, maka dari itu kita harus memilih pemimpin yang menurut kita mampu membawa indonesia ini akan lebih baik,” pungkasnya
Usai dibuka dengan resmi oleh ketua cabang, Selanjutnya kegiatan itu dilanjutkan dengan dialog interaktif yang dimoderatori oleh Andi Hardianti Nur sala satu kader PMII Untad.
Sahran Raden yang mantan Ketua PMII Cabang Palu periode 1996-1998. itu menjelaskan bahwa yang dimaksud Golput Teknis sangat berkaitan dengan permasalahan teknis saat pemungutan suara, pemilih tidak bisa hadir ke tempat pemungutan suara (TPS) karena sesuatu hal, termasuk memilih berlibur karena hari pemilu dinyatakan sebagai libur nasional, apatis untuk datang ke TPS juga disebabkan karena tidak terdaftar dalam DPT atau tidak mendapatkan pemberitahuan memilih yakni formulir C6.
Golput teknis lebih karena faktor persoalan apatisme politik. Mereka tidak mau ikut pusing dalam persoalan publik, termasuk politik yang sesungguhnya mempunyai dampak besar dalam urusan publik,” kata Sahran Raden.
Selanjutnya yang Kedua, yakni golput yang dilakukan dengan kesadaran karena pemilik hak pilih menilai tidak ada kontestan yang pantas untuk diberi mandat. Ini dapat disebut sebagai Golput Idiologis.
Sambung Sahran. Karena tidak ada kandidat yang layak, sikap politik golput dipilih sebagai protes terhadap pilihan kontestan yang terbatas. Sahran Raden menyerukan diera Milenial maka pemilih Milenial harus sadar akan pentingnya pemilu bagi mereka. generasi milenial sangat diperhitungkan pada pemilu 2019 sekarang ini. Mereka adalah bagian dari penentu kemajuan dan keberhasilan demokrasi, baik di tingkat daerah maupun nasional.
Dalam hal ini, partisipasi politik generasi milenial tentu sangat substansial karena dari persentase jumlah pemilih, generasi milenial menyumbang suara cukup banyak dalam keberlangsungan Pemilu 2019.
Generasi milenial menjadi sasaran empuk bagi politisi-politisi yang ingin mengajukan diri sebagai anggota dewan karena kondisi idealis pemuda yang mudah sekali dipengaruhi tentang keberpihakan.
Dengan peran generasi milenial sebagai pemilih yang memiliki sumbangsih terhadap suara hasil pemilihan yang cukup besar, maka posisi generasi milenial menjadi sangat strategis untuk menjadi objek sasaran pemungutan suara.
Ruslan Husein Ketua Bawaslu Provinsi Sulteng yang juga menjadi narasumber kegiatan tersebut berharap kepada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Palu perlu terlibat secara langsung bersama Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu 2019 di Sulawesi Tengah.
Ruslan mengajak setiap kader PMII menjadi bagian dari pengawasan pemilu. Mengawasi pemilu adalah tugas kita bersama. Kader PMII tidak boleh golput, perlu kita generasi Milenial ini menentukan nasib bangsa dan kesejahteraan masyarakat.
Ruslan Husein menambahkan bahwa Pemilu itu arena kompetisi bagi peserta pemilu, dengan demikian potensi pelanggaran nya begitu besar.
Bawaslu selain bertugas melakukan penindakan juga yang penting adalah pencegahan adanya pelanggaran pemilu baik yang bersifat administrasi maupun pidana.
Taufik Lamakarate yang mewakili Polda Sulteng, menyampaikan bahwa satu prinsip pemilu yang baik adalah jika dilaksanakan dengan penuh kedamaian.
Pemilu harus dilaksanakan dengan penuh kebahagiaan. Tugas polisi adalah melakukan pengamanan terhadap jalannya proses semua tahapan pemilu.
Mari kita taati rambu rambu pemilu sebagaimana diatur dalam peraturan perundang undangan. Selain menjaga keamanan dalam pemilu.
Pihak kepolisian memastikan bahwa dalam penyelenggaraan pemilu semua peserta pemilu saling menghargai dan menghormati selama masa kampanye. Agar kampanye memenuhi tujuannya yaitu menyampaikan pesan visi, misi dan program peserta pemilu. (Humas PMII Untad)
Editor : JeM