Kabartoday.com | Erwin Ang | Tolitoli – Ruas jalan mepanga di kecamatan mepanga kabupaten parimo ke ke pegunungan pasir putih, yang menghubungkan kabupaten parimo dan kabupaten tolitoli butuh perhatian segera dari pemerintah kabupaten dan provinsi sulawesi tengah.
Berdasarkan hasil pantauan kabartoday.id, proyek peningkatan ruas jalan mepanga-pasir putih sepanjang 5 km yang dikerja pt silkar nasional yang menelan anggaran 11, 3 miliar rupiah, dengan nomor kontrak 622/422/sp-dis bmd itu kini menjadi sorotan dari warga. Pasalnya proyek fisik pengaspalan dan pembuatan talud yang baru dikerja telah mengalami kerusakan.
Salah satunya pekerjaan talut pada bahu jalan sudah hancur warga menduga bahwa mutu kualitas pekerjaan yang tidak sesuai dengan rencana hasil pekerjaan tersebut (kurang baik), sehingga talud tersebut runtuh.
“coba lihat hasil pekerjaan kontraktor itu belum apa apa.sudah ada yang rusak padahal dana yang di gunakan untuk proyek itu tidak sedikit,’’ jelas waton, kemaren di Tolitoli.
Di tempat terpisah pptk dinas bina marga propinsi sulawesi tengah, saiful saat dikonfirmasi lewat via telepon genggam dan message service (sms) terkait adanya pekerjaan talud, sampai saat ini pihaknya belum memberikan klarifilasi soal rusaknya pekerjaan talud tersebut.
Sementara itu, kondisi ruas jalan di kabupaten tolitoli di beberapa titik saat ini mengalami rusak berat dan berlubang dengan kedalaman yang bervariasi, bahkan masih dalam pantauan kabartoday.id, sampai badan jalan aspal kini sudah terbongkar. ironisnya, kerusakan jalan tersebut berada tepat dijalan antar provinsi.
Ketua lsm bumi bakti tolitoli ahmad pombang belum lama ini menuturkan, dinas bina marga provinsi terkait dalam hal ini dan harusnya lebih mengutamakan perbaikan yang kondisi kerusakannya sangat parah, sebab sudah sangat membahayakan bagi pengguna jalan yang menggunakan roda dua atau roda empat.
“jalan tersebut sudah layak diperbaiki apalagi lokasinya berada dalam kota yang sering dilalui padat kendaraan,” ujarnya.
“coba anda lihat jalan radio di pertigaan itu, sudah terputus dikarenakan arus air dari drainase yang buntu, tidak ada jalan pembuangannya hingga air tersebut langsung menyeberang jalan, dan ini sudah berlangsung 2 tahun dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda pemerintah akan benahi,’’ imbuhnya seraya menambahkan tidak menutup kemungkinan timbulnya korban dijalan rusak tersebut. “nanti ada korban baru diperbaiki,” tutup manto. ***