Kodim1305/BT, Sulteng | Kabartoday.id – Semester II TA 2022 Kodim 1305/BT mengelar kegiatan Pembinaan Masyarakat Tanggap Bencana dengan tema “BERSAMA TNI MEMBANGUN BANGSA” yang digelar di Tribun Pantai Gaukan Jalan Zona Nopi, Kelurahan Nalu, Kecamatan Baolan, Kabupaten Tolitoli, Selasa (29/11/ 2022) pukul 08.30 WITA.
Kegiatan tersebut turut di hadiri Dandim 1305/BT Letkol Inf Lawdewick B.K Tobing, S.Sos, Danlanal Tolitoli, Letkol Laut (P) Suharto, SE., M.Tr. Opsla, Kapolsek Baolan Iptu Hariadi Sabidin, S.Sos, Kasat Samapta Polres Tolitoli Iptu Haerul, SH, Kepala BMKG Kab. Tolitoli Idris Simon, Lurah Nalu Askar, S.Sos, Kepala Pos Basarnas Tolitoli Indra Setiawan Kepala Bidang BPBD Tolitoli Zulkifli, Sos, Panitia dan masyarakat Kel. Nalu berjumlah 80 orang.
Dalam sambutannya Dandim 1305/BT Letkol Inf Lawdewick Brucelee Karthnie, S.Sos pertama Tama mengucapakan terima kasih kepada Danlanal Tolitoli, Kapolres Tolitoli Instansi dan seluruh stakeholder yang hadir dalam kegiatan ini.
Selanjutnya kegiatan Pembinaan Masyarakat Tanggap Bencana dengan tema “BERSAMA TNI MEMBANGUN BANGSA” sebagai Implementasi yang diwujudkan dengan dilaksanakan oleh Kodim 1305/BT melalui Program Pembinaan Masyarakat Tanggap Bencana Semester II Tahun 2022 Khususnya Kabupaten Tolitoli.
“Kegiatan ini merupakan suatu wujud kepedulian TNI kepada warga masyarakat Kabupaten Tolitoli untuk bersama-sama menjaga lingkungan serta mengurangi dampak yang ditimbulkan apabila terjadi bencana alam.
“Semua ini dibutuhkan kerjasama antara Instansi terkait maupun Stakeholder yang ada di kabupaten Tolitoli. Dengan demikian apabila menghadapi bencana, maka diharapkan segera berkoordinasi dengan Aparatur Pemerintah (BPBD) dalam hal ini yang menangani langsung tentang penanganan awal tanggap bencana pada saat kejadian, evakuasi korban bencana, penempatan pengungsi korban bencana, penyiapan tenda, dapur umum dan Pasca Bencana, sehingga warga masyarakat sedikit mengerti tentang tahapan tanggap bencana apabila terjadi,” Ungkapnya.
Ia menambahkan selaku Komandan Kodim 1305/BT dan seluruh jajaran dirinya berharap agar peserta yang hadir dapat mengikuti pelatihan pelatihan yang diberikan dengan serius dan sungguh-sungguh sehingga sosialisasi ini dapat bermanfaat untuk diri pribadi, keluarga maupun untuk orang banyak.
“Disisi lain, bahwa kita juga harus peduli dan mempunyai rasa empati kepada lingkungan dalam rangka mengurangi risiko bencana seperti banjir, tanah longsor dan bencana alam lainnya termasuk cara penanggulangannya,” Pungkasnya.
Selanjutnya Dandim menambahkan kegiatan kegiatan seperti ini bukan hanya di lakukan di tingkat kabupaten, melainkan akan dilakukan hingga ketingkat kecamatan maupun desa.
“Sosialisasi seperti ini juga akan dilakukan di tingkat kecamatan dan desa, yang mana semua unsur yang ada di kecamatan dan desa bisa mengetahui dan yang harus dilakukan ketika terjadi bencana,” Pungkasnya.
Sementara itu Sambutan Kepala Kelurahan Nalu Askar, S.Sos dihadapan Komandan kodim 1305/BT menjelaskan kegiatan yang diselenggarakan oleh kodim 1305/BT beserta seluruh jajarannya, merupakan kegiatan yang harus diketahui oleh seluruh masyarakat Kabupaten Tolitoli khususnya masyarakat Kelurahan Nalu.
“Kegiatan ini dianggap penting untuk diketahui, agar jika terjadinya bencana alam dapat teratasi dengan cepat serta cara penanggulangan yang harus dilakukan,” Bebernya.
Selanjutnya, Kami segenap warga Kelurahan Nalu, merasa senang dan bangga bisa dilaksanakan kegiatan seperti ini, yang mana kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kita, jikalau terjadi bencana alam nantinya.
“Dengan dilaksanakannya kegiatan ini jelas sangat banyak manfaat bagi masyakarat, karena kejadian bencana alam kita tidak bisa prediksi, dan dengan diadakannya kegiatan ini masyarakat bisa mengetahui apa yang harus dilakukan nantinya,” Pungkasnya.
Ditempat yang sama Sub Koordinator Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Tolitoli Ispahan dalam materi yang disampaikan ada dua poin penting yang harus dilakukan jika terjadi bencana yang di antaranya :
– Tindakan penyelamatan yang harus diambil jika bencana alam sudah terjadi adalah bersikap tenang dan jangan panik agar dapat melakukan tindakan penyelamatan diri dan keluarga dengan baik.
– Pedoman dalam melakukan pemindahan korban bencana dari lokasi korban bencana ditemukan menuju ke tempat yang lebih aman. “Lokasi aman tersebut bisa berupa Fasilitas umum yang masih berfungsi (Balai Desa, Gedung Pertemuan, Bangunan Sekolah, Tempat Ibadah, dll”.
Disisi lain Indra Setiawan Kepala Pos Basarnas Kabupaten Tolitoli saat memberikan Materi dan pelatihan dihadapan nara sumber menyampaikan dalam melaksanakan Evakuasi dan pemindahan korban bencana dibutuhkan serangkaian kegiatan dalam memindahkan korban bencana dari lokasi korban bencana yang ditemukan, menuju lokasi aman yang telah ditentukan.
“Kondisi korban secara garis besar dapat dikategorikan sebagai sehat secara fisik, sakit/cedera ringan, sedang, berat dan meninggal dunia. Standar Operasional Prosedur tersebut berlaku pada situasi bencana maupun pada masa pasca
bencana,” katanya.
Untuk itu semua, menurut Indra Setiawan keterkaitan kegiatan Evakuasi dan pemindahan korban dapat melibatkan semua unsur yang terkait dengan aktifitas SAR, Operator alat berat untuk mencari korban yang terjebak maupun petugas medis Gawat Darurat di Lapangan dan Posko pengungsian.
“Mekanika tubuh, merupakan salah satu suatu cara untuk mempertahankan keseimbangan tubuh dalam mengangkat, bergerak dan melakukan aktivitas selama evakuasi. Pengangkatan dan pemindahan pasien dibutuhkan mekanika tubuh yang baik, dengan mempertahankan posisi tubuh tegak lurus, jarak kaki selebar bahu, kaki menjadi tumpuan utama, tidak menggunakan otot punggung untuk mengangkat, melainkan menggunakan otot tungkai,” Bebernya.
“Pemindahan pasien dilakukan dengan teknik log roll, memposisikan pasien ke arah penolong, menarik selimut diletakkan dibawah pasien, mengembalikan posisi pasien, menyelimuti pasien, memindahkan pasien dengan cara ditarik,” Pungkasnya.
Inilah 5 tambahan simulasi menurut Indra Setiawan Kepala Pos Basarnas Kabupaten Tolitoli yang harus dilakukan
1. Cara pemindahan darurat tarikan lengan. Pemindahan pasien dengan cara penolong berada dibelakang pasien, kedua lengan penolong dimasukkan dibawah ketiak pasien, memegang kedua lengan bawah pasien, kemudian pasien ditarik.
2. Cara pemindahan darurat dengan cara gendong punggung. Gunakan cara ini hanya dalam keadaan sangat darurat dan Anda cukup kuat untuk mengangkut korban yang sadar atau lemas. Gendong korban di belakang Anda dan tangan korban disilangkan di depan dada Anda, tahan paha korban dengan kedua tangan Anda.
3. Cara pemindahan darurat dengan tiga penolong. Mengangkat dan memindahkan secara langsung, dilakukan oleh 2 atau 3 penolong.
Penolong pertama memposisikan lengannya dibawah kepala pasien, penolong kedua memposisikan lengannya dibawah pinggang pasien, penolong ketiga memposisikan lengannya dibawah kaki pasien, kemudian saling berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya, mengangkat pasien ke lutut dan memiringkan pasien ke arah dada penolong, pindahkan pasien dengan satu gerakan.
4. Cara pemindahan darurat menggunakan tandu lipat. Tandu ini memiliki dua tangkai di kedua posisinya untuk dua orang pengangkut satu pasien. Tandu tersebut sering dipakai bagi pemain sepak bola yang cedera, dan korban tewas bencana alam, namun tidak cocok bagi korban yang berada di permukaan yang tidak rata.
5. Cara pemindahan darurat menggunakan tandu basket. Memiliki bentuk seperti keranjang namun tidak terlalu dalam memungkinkan korban tidak mudah jatuh, memiliki kurang lebih 4 sabuk pengaman dan tandu ini bisa digunakan ketika korban sulit untuk dicapai yang mengharuskan menggunakan helikopter, tambahan tali yang diikat di beberapa lubang di samping tandu membuat tandu ini menjadi pilihan ketika mengangkut korban dengan helikopter. ***