Oleh : dr. Ni Komang Mentary Putri Sudibia,S.Ked
Palu, Sulteng Kabartoday.id – Pengendalian glukosa darah atau gula darah yang baik merupakan salah satu faktor penting dan telah terbukti menurunkan risiko komplikasi pada penyandang DM tipe 1 maupun DM tipe 2. Pemantauan glukosa darah mandiri (PDGM) merupakan pemeriksaan glukosa darah berkala yang dilakukan dengan menggunakan glukometer oleh penyandang sendiri dan atau keluarganya.
Pemantauan glukosa ini dapat dilaksanakan oleh penyandang yang telah mendapatkan edukasi dari tenaga kesehatan terlatih. PDGM yang terstruktur dan alat glukometer yang baik dapat memberikan informasi mengenai variabilitas kadar glukosa darah harian penyandang DM.
PDGM tertrukstur adalah pemeriksaan dan pencatatan hasil pemeriksaan glukosa darah mandiri yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan kemudian dianalisis untuk merencanakan penyesuaian terapi dan atau gaya hidup. PDGM dilakukan pada keadaan seperti menggunakan insulin, kondisi khusus (penyandang diabetes berencana hamil, saat hamil, hipoglikemia (kadar gula dalam darah <70 mg/dl) berulang, mengkonsumsi obat hipoglikemik oral (OHO).
Target glukosa darah untuk penyandang DM yaitu glukosa darah sebelum makan atau pre-prandial kapiler 80-130 mg/dL, glukosa darah 1-2 jam setelah makan atau post prandial kapiler <180 mg/dL. Target glukosa darah untuk penyandang DM dengan kehamilan yaitu glukosa darah puasa kapiler <95 mg/dL, glukosa darah 1 jam post prandial kapiler <140 mg/dL, glukosa darah 2 jam post prandial kapiler <120 mg/dL. PDGM pada diabetes gestasional atau diabetes pada kehamilan dianjurkan pada saat sebelum makan pagi (tanpa asupan kalori selama 8-10 jam ) dan 1 jam atau 2 jam setelah makan.
Prosedur PGDM dengan menggunakan glukometer yaitu :
Tentukan lokasi penusukan yaitu pada tepi ujung jari tangan terutama pada jari ke-3,4 dan 5 karena kurang menimbulkan rasa nyeri. Jika tidak memungkinkan, dapat ditusuk di telapak tangan pangkal ibu jari.
Pada kondisi tertentu (misal luka bakar pada kedua tangan), penusukan dapat dilakukan pada lengan bawah, paha, dan telapak tangan, namun hasilnya tidak seakurat dibandingkan hasil pemeriksaan pada ujung jari.
Bersihkan tempat yang akan ditusuk dengan alkohol 76%, gunakan tetesan darah pertama. Jika permukaan tempat yang ditusuk tidak memungkinkan untuk dibersihkan dan lokasi terlihat kotor, maka tetesan darah pertama dibersihkan dahulu dan pemeriksaan menggunakan tetesan darah kedua.
Pijat ringan ujung jari sebelum ditusuk. Setelah ditusuk, jari tidak boleh ditekan lagi, karena sampel darah yang keluar merupakan plasma, bukan serum.
Gunakan lanset atau jarum yang tipis dan tajam untuk menghindari nyeri.
Lakukan pengaturan kedalaman tusukan dengan mengatur angka-angka yang tertera pada pen pemegang lanset.
Lakukan penusukan pada ujung jari yang sudah ditentukan. Teteskan darah pada ujung strip. Masing-masing alat glukometer berbeda cara dan syaratnya.
Jika pemeriksaan telah selesai, bersihkan darah pada ujung jari dengan kapas alkohol.
Lakukan pencatatan hasil di buku catatan harian atau secara digital.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketidakakurasian hasil pemeriksaan yaitu
Faktor glukometer seperti kerusakan strip akibat kelembaban, sinar, atau pemanasan secara langsung, kerusakan atau tertutupnya elektroda dari strip, strip kedaluarsa, baterai yang lemah, layar yang buram, goresan atau pecah.
Faktor keterampilan pengguna seperti strip tidak dimasukkan dengan tepat, kalibrasi glukometer yang tidak sesuai dengan nomor strip, spesimen darah yang terkontaminasi cairan lain, jumlah sampel darah yang kurang, penekanan berlebihan pada ujung jari sehingga sampel darah yang keluar adalah plasma.
Faktor intrinsik penyandang diabetes seperti hematokrit yang tinggi, kadar trigliserida yang tinggi dalam darah, kadar oksigen darah yang rendah, asam urat yang sangat tinggi
Faktor terapi yang dijalani
Glukometer yang tidak terstandarisasi dengan baik. ***
Artikel
dr. Ni Komang Mentary Putri Sudibia,S.Ked