JAYA MARHUM | TOLITOLI – Hingga saat ini KMP Julung-Julung, masih setia menjadi penghubung utama jalur laut Tolitoli – Tarakan dan sebaliknya dari Tarakan ke Tolitoli, dibawah payung PT. ASDP (Angkutan Sungai dan Penyeberangan) Cabang Tolitoli.
Kendati, ada wacana untuk membuka trip baru, Tolitoli – Berau. Namun soal itu masih dikaji mendalam ditingkat pusat. Apakah sudah perlu atau belum. Semua tergantung hasil study kelayakan dan keputusannya ada ditabgan pusat. Demikian keterangan Kepala ASDP Cabang Tolitoli, H. Isra Ali, SH kepada Kabar Today di Tolitoli baru-baru ini.
Menurut H. Isra Ali, penambahan trip masih menunggu perkembangan. Apalagi saat ini, banyak armada lain yang melayani jalur ke luar maupun ke Tolitoli menuju berbagai pelabuhan tujuan.” “Selain KMP (Ferry) Julung-julung yang kami operasikan, masyarakat Tolitoli yang ingin bepergian menggunakan jasa kapal laut, masih ada beberapa pilihan armada lain milik perusahaan nasional maupun swasta dari msupun ke Tolitoli. Salah seperti Kapal Sabuk Nusantara,” jelas Isra.
Namun katanya, bagi penumpang yang membawa barang banyak, tak terkecuali hewan ternak dan unggas serta kendaraan dan hasil tani maupun kebun, kapal Ferry peyeberangan seperti KMP Julung-julung yang dimiliki PT ASDP adalah pilihan yang tepat. Mengapa? Karena kapal ferry mampu mengangkut berbagai macam barang, yang tidak bisa diangkut oleh angkutan laut lainnya.
Seperti KMP Julung-julung bisa memuat 12 kendaraan roda empat, enam, delapan, ataupun truk sepuluh roda. Bahkan alat berat sekalipun seperti Exavator. Buldozer dan alat berat lainnya. Kalau sepeda motor bisa lebih banyak lagi. Begitu juga hewan ternak seperti sapi, kambing ataupun unggas.
KMP Julung-julung jelas Isra berbobot 601 GT (gross ton). Kapal yang pengoperasiannya masih disubsidi pemerintah dibolehkan mengangkut tambahan 20 persen jika terjadi lonjakan penumpang. Dalam setahun KMP Julung-julung sudah terjadual sebanyak 99 trip melayari perairan Tolitoli – Tarakan Pp. Artinya kapal ini dari Tolitoli ke Tarakan 4 kali. Demikian sebaliknya dari Tarakan 4 dalam sebulan.
Jika dalam nemenuhi trip tersebut sering terjadi load factor hingga 70 persen (arus penumpang maupun barang besar), maka memungkinkan pada jalur tersebut akan diganti kapal yang GT-nya lebih besar. Jika sudah diganti kapal yang kapasitasnya besar, masih juga terjadi load factor, maka bisa jadi di trip utu akan dihadirjan dua kapal yang akan dicross (satu diberangkatkan dari Toli-toli dan yang satunya lagi dari Tarakan. Artinya sudah setiap hari ada pemberangkatan.
“Tapi untuk sementara. Trip Tolitoli – Tarakan belum terjadi load factor, atau masih normal-normal saja ,” jelas lelaki jangkung hoby nyanyi ini. KABARTODAY.com