BPBD Tolitoli Gelar Sosialisasi dan Internalisasi KRB

Tolitoli, Sulteng | Kabartoday.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tolitoli melaksanakan Sosialisasi dan Internalisasi Kajian Resiko Bencana Kabupaten Tolitoli, Rabu (16/04/2025) pagi di Room Meeting Warkop Perempatan.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Asisten Administrasi Umum dan Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Tolitoli Mukti, ST, Kepala BPBD Tolitoli Abdulah Haruna, Dandim 1305/BT Letkol Inf. Aryanto Rolando, S.I.P., Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Falerta Untad Dr. Wildani Pingkan S. Hamzens, ST., MT., Koordinator program studi teknik Sipil PSDKU Morowali Dr. Eng Hendra Setiawan, ST., MM., Wakil Ketua I DPRD Kab. Tolitoli Risman S.E., MM., Kapolres Tolitoli yang di wakili AKP Army Casriyanto, S.H., Danlanal Tolitoli yang di wakili Lettu Laut (P) Bejo Safrudin, S.H., Kadis Kominfo, Persandian dan Statistik Tolitoli Abdul Gani Hamu, SE, M. Si., Kadis DLH Ridwan, S.H., Kadis Perumahan.dan Pemukiman, Sekertaris PUPR Zulkarnain ST., Para Camat se Kabupaten Tolitoli., Para Perwakilan OPD dan tamu undangan berjumlah ± 30 orang.

Bupati Tolitoli yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum dan Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Tolitoli, Mukti, ST, dalam sambutanya menyampaikan Sebagaimana kita ketahui bersama wilayah Kabupaten Tolitoli merupakan Daerah yang memiliki potensi risiko bencana yang cukup beragam mulai dari banjir tanah longsor, gempa bumi hingga kebakaran hutan dan lahan.

Bacaan Lainnya

Oleh karena itu, Kata Mukti sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan Daerah dalam menghadapi potensi bencana tersebut.

“Penyusunan dokumen kajian risiko bencana merupakan langkah awal yang sangat penting dalam sistem penanggulangan bencana,” Katanya.

Lanjut ia menambahkan Dokumen ini tidak hanya sebagai syarat administratif semata tetapi menjadi fondasi utama dalam perencanaan pembangunan Daerah yang berorientasi pada pengurangan risiko bencana.

“Dengan adanya dokumen ini diharapkan seluruh program dan kegiatan pembangunan di Kabupaten Tolitoli dapat diselaraskan dengan prinsip-prinsip ketangguhan dan keberlanjutan,” Harapnya.

Kegiatan sosialisasi/internalisasi hari ini menurut Asisten Administrasi Umum dan Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Tolitoli, merupakan bagian penting dari proses tersebut. Melalui kegiatan ini kita harapkan akan terbangun pemahaman yang utuh dari seluruh pemangku kepentingan terkait pentingnya KRB (Kajian Risiko Bencana) serta terwujudnya sinergi lintas sektor dalam penyusunan dan pemanfaatan dokumen ini ke depannya.

Untuk itu ia mengajak seluruh peserta yang hadir agar mengikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya.

“Sampaikan pendapat masukan dan informasi penting yang dapat memperkaya dokumen KRB nanti. Saya juga berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat koordinasi antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam upaya membangun Kabupaten Tolitoli yang tangguh terhadap bencana,” tutupnya.

Sementara itu, Dr. Wildani Pingkan Hamzens, S.T.,M.T sebagai pemateri dari Universitas Tadulako bidang Ekonomi dan Pertanian dari Data dan Informasi bencana (DIBI) BNPB Berdasarkan data kejadian dari DIBI terdapat 6 jenis bencana alam yang pernah terjadi di wilayah Kabupaten Tolitoli dalam kurun waktu tahun 2014-2024.

“Bencana alam yang sering terjadi di kabupaten Tolitoli mulai dari Banjir, Cuaca ekstrem, Gelombang pasang/abrasi, Gempa bumi, Kebakaran hutan dan lahan, Tanah longsor,” Katanya.

Lanjut ia menjelaskan, Kejadian bencana yang pernah terjadi tersebut menimbulkan dampak, baik korban jiwa, kerugian harta benda maupun kerusakan lingkungan/lahan serta menimbulkan dampak psikologis masyarakat.

Data Kejadian dan dampak rumah terendam banjir per tahun 2014 hingga 2024 di wilayah Kabupaten Tolitoli yaitu :
Tahun 2014 jumlah kejadian 20, rumah terendam 200.
Tahun 2015 jumlah kejadian 2, rumah terendam 0.
Tahun 2016 jumlah kejadian 8, rumah terendam 0.
Tahun 2017 jumlah kejadian 2, rumah terendam 1000.
Tahun 2018 jumlah kejadian 68, rumah terendam 500.
Tahun 2019 jumlah kejadian 23 rumah terendam 0.
Tahun 2020 jumlah kejadian 43 rumah terendam 1.126.
Tahun 2021 jumlah kejadian 54 rumah terendam 543.
Tahun 2022 jumlah kejadian 9 rumah terendam 2.584.
Tahun 2023 jumlah kejadian 2 rumah terendam 0.
Tahun 2024 jumlah kejadian 2 rumah terendam 89

“Sejarah kejadian bencana Kabupaten Tolitoli Data dan Informasi dari RTRW Kabupaten Tolitoli tahun 2023-2024 berdasarkan data SHP RTRW Kabupaten Tolitoli tahun 2023-2024 terdapat 5 jenis bencana utama yang sering terjadi yakni Banjir, Banjir Bandang, Gempa Bumi, Longsor dan Tsunami,” ujarnya.

Selain 5 jenis bencana utama tersebut, menurut Dr. Wildani Pingkan Hamzens terdapat multi bencana yang dimana kondisi suatu wilayah mengalami lebih dari satu jenis bencana secara bersamaan atau berturut-turut.

Jadi diperlukan Kajian Risiko Bencana Kabupaten Tolitoli untuk periode 2025-2029 membangun kesepahaman antar pemangku kepentingan.

Perlu diketahui, dari tahun 2014 hingga 2024, Tolitoli mengalami enam jenis bencana alam, termasuk banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor, yang menyebabkan kerugian signifikan baik dari segi korban jiwa maupun kerusakan lingkungan. Pada tahun 2024, Kabupaten Tolitoli memiliki Indeks Risiko Bencana (IRB) dengan ranking 150,57 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa wilayah ini berada pada kategori risiko sedang.

“Dengan IRB yang berada dalam rentang 100,00 hingga 144,00, upaya mitigasi bencana harus difokuskan pada pengurangan risiko melalui rencana aksi berbasis peta risiko dan integrasi pengurangan risiko dalam tata ruang. selanjutnya Strategi yang diusulkan mencakup peningkatan kapasitas kelembagaan, pemanfaatan teknologi informasi untuk sistem peringatan dini, dan penguatan regulasi penanggulangan bencana, yang diharapkan dapat menurunkan indeks risiko bencana secara bertahap menuju kategori lebih aman selama dua dekade ke depan,” Katanya.

Sedangkan untuk status Desa Tanggap Bencana di Kabupaten Tolitoli akan dibahas lebih lanjut dalam rapat yang akan diadakan setelah kajian dari Risiko Bencana selesai dilakukan.

“Proses dari Kajian ini berlangsung dalam waktu 1 hingga 2 bulan ke depan. Hasil kajian tersebut akan menjadi dasar penting dalam menentukan peran dan kontribusi instansi TNI-Polri dalam mendukung program Desa Tanggap Bencana. Selain itu, kolaborasi antara Pemda, TNI dan Polri akan sangat krusial untuk memastikan kesiapsiagaan dan respons yang efektif terhadap bencana di tingkat Desa,” Tutupnya. ***

Pos terkait

banner 468x60